10/29/2009

Search Engine Muslim "Halal" Pertama di Dunia



Mulai kemarin (1/9) umat Islam seluruh dunia dapat searching di internet secara aman tanpa menemukan konten internet yang "Haram" menurut syariat Islam.

Mesin pencari, ImHalal.com hanya akan mengambil hasil pencarian yang ditandai sebagai "halal".

Mesin pencari ini menggunakan berbagai teknik untuk menentukan hasil pencarian yang mana yang seharusnya dikeluarkan "halal" atau "haram". Sekali pengguna memasukan key word dengan kontent yang eksplisit "haram", maka mesin pencari ini akan kembali dengan sebuah pesan negatif yang berbunyi "Oops! Your search inquiry has a Haram level of 3 out of 3! I would like to advise you to change your search terms and try again."

Beberapa tahun terakhir umat Islam menjadi sangat aktif berselancar di Internet. Kurangnya mesin pencari bagi umat Islam yang dapat dipertanggung jawabkan untuk dapat melanjutkan kegiatan online umat Islam - menginspirasi ImHalal.com masuk ke pasar mesin pencari.

Situs ini menawarkan berbagai fungsi yang dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan performa pengguna internet dalam melakukan pencarian. Selain memfokuskan diri untuk menjadi mesin pencari terbesar bagi Islam, ImHalal.com juga bertujuan untuk memberikan produk pencarian terbaik.

ImHalal.com adalah layanan search engine yang diluncurkan oleh AZS Media Group yang mengkhususkan diri dalam mengeluarkan produk-produk layanan yang akan membentuk lanskap online menjadi lebih maju dan menjadi media sosial.
Readmore »»

Islam dan Teknologi

Dahulu ada yang melukiskan manusia sebagai sosok dengan dua sisi: Hati dan Lidah, yakni perasaan yang bergejolak di dalam hati dan kemampuan mengekspresikannya. Tangan, bahkan jasmaninya, hanya wadah.

Pada era ilmu dan teknologi, manusia dilukiskan juga dengan dua sisi yaitu “Gabungan benak dengan lidah” yakni ide yang dirumuskan dengan benar, dan kedua karya yang dapat dimanfaatkan dari rumusan itu. Sisi pertama mahal dan amat berharga itulah teknologi dan sisi kedua adalah produk/alat yang hakikatnya amat murah, walau seringkali dinilai amat mahal, bahkan lebih mahal daripada manusia.

Pandangan ini menjadikan manusia hanya berkisar pada kegiatan mendukung ide dan memanfaatkan alat demi kenyamanan hidup. Manusia di sini dinilai dengan alat dan pemanfaatnya, bukan selain itu! Kalau merujuk ke Al-Qur’an, kita menemukan banyak istilah yang mengacu maknanya kepada penciptaan dan kreasi baru yang lahir dari satu ide dan untuk tujuan tertentu. Salah satu di antaranya adalah sakhhara yang secara harfiah berarti menundukkan. QS 45: 13 menyatakan bahwa “apa yang di langit dan di bumi semuanya ditundukkan Allah untuk manusia” Dengan potensi ilmu yang dianugerahkan Allah bersama penundukan yang dilakukan-Nya manusia dapat mampu meraih dengan mudah segala sesuatu yang terbentang di alam raya melalui keahlian di bidang teknik atau dengan kata lain teknologi dan alat-alat yang dihasilkannya.

Dengan demikian, Islam mendukung pengembangan Ilmu dan Teknologi, tetapi ada dua hal pokok yang digarisbawahinya:
Pertama, harus selalu diingat bahwa yang “menundukkan” bukan manusia, tetapi Allah. Manusia dan alam raya semuanya di bawah kekuasaan-Nya dan Dia pula–bukan selain-Nya– yang menghubungkan partikelpartikel kecil sampai dengan yang terbesar satu dengan yang lain dari seluruh bagian jagad raya ini. Karena itu jangan merasa keberhasilan tanpa bantuan Allah, dan jangan juga tunduk diperhamba oleh hasil-hasil IPTEK, karena jika demikian terjadi pemutar-balikan kedudukan. Bukankah alam raya ditundukkan Allah buat manusia?

Kedua, hasil yang diraih harus bermanfaat, bukan yang membahayakan. Jangan sampai manusia menjadi seperti kepompong yang membahayakan dirinya karena “kepandaiannya terbang”. Ini diingatkan-Nya karena QS 10: 24 melukiskan bahwa satu ketika hasil-hasil teknologi akan menjadikan manusia lengah dan merasa mampu melakukan segala sesuatu “Apabila bumi telah sempurna keindahannya, dan memakai [pula] perhiasannya, dan penduduknya menduga bahwa mereka telah mampu menguasainya, ketika itu secara tiba-tiba datanglah siksa Allah.”

Tanda-tanda perkembangan IPTEK menunjuk ke arah tersebut. Bahkan kini banyak yang melengahkan manusia dan menjadikannya melupakan Tuhan dan jati dirinya bahkan membahayakannya. Memang kalau kehidupan hanya dinilai sebagai upaya menundukkan alam guna menciptakan kenyamanan hidup semata-mata atau menghalangi bencana alam sehingga manusia merasa bahwa IPTEK dapat mengalahkan kekuatan Allah, maka ketika itu jatuhlah palu godam ketetapan-Nya. Kewajiban kita menciptakan dan menggunakan teknologi yang seiring dengan nilai-nilai Ilahi. Yang memadukan kenyamanan akal, ruhani, dan jasmani.. fikir, dzikir, dan jasad; …iman, ilmu, dan hikmah. Teknologi yang demikianlah yang direstui-Nya. Demikian. Wa Allah A’lam. Readmore »»